Jumat, 13 Mei 2016

FI’IL MUJAARRAD DAN FI’IL MAZID



         “FI’IL MUJAARRAD DAN FI’IL MAZID”

Oleh: Fahmi Nasrullah


وَفِيْهِ ثَلَاثَةُ فُصُوْلِ فِى اْلمجَرّدِواَلْمَزِيْدِ فِيْهِ مِنَ اْلأَفْعَالِ
Tentang fi’il mazid, di dalamnya terkadang tiga pasal.
فِى اَوْزَانِهِمَااْلفَصْلُ اْلأَوَّلُ
Pasal pertama menyangkut bentuk-bentuk wazannya:
Fi’il terbagi menjadi dua bagian, yaitu fi’il mujarrad (bebas huruf tambahan) dan fi’il mazid (memakai huruf tambahan). Fi’il muzarrad adakalanya tsulatsi (terdiri dari tiga huruf) dan adakalanya ruba’i (terdiri dari empat huruf), masing-masing mencapai batas masksimal enam huruf bertikut dengan huruf tambahannya. Dengan demikian berarti fi’il mazid terdiri dari lima macam.
  1. Fi’il madi tsulatsi mujarrad memiliki 3 mazan:
Pertama: Wazan fa’ala dengan ‘ain fi’il di fathahkan; fi’il jenis ini ada yang lazim (tidak membutuhkan maf’ul), sebagai contoh adalah جَلَسَ dan قَعَدَ . Ada pula yang mutaaddi (membutuhkan maf’ul), sebagai contoh lafaz ضَرَبَ, نَصَرَ Dan فَتَحَ .
Kedua: Wazan fa’ila dengan ‘ain fi’il yang dikasrahkan, jenis yang lazim dari fi’il ini adalah seperti lafaz فَرِحَ , جَذِلَ dan jenis yang muta’addi adalah seperti lafaz عَلِمَ dan فَحِمَ.
Ketiga: Wazan fa’ula, dengan ‘ain fi’il yang di dhammahkan, fi’il jenis ini terdiri dari fi’il lazim, sebagai contoh lafaz ضَرُفَ dan كَرَمَ.    
  1. Fi’il madhi ruba’I mujarrad memiliki satu wazan, yaitu wazan fa’lala semua memakai harokat fathah kecuali ‘ain fi’il-nya. Fi’il jenis ini ada yang bersifta lazim, seperti lafaz حَشْرَجَ dan دَرْبَخ.
Ada pula yang bersifat muta’addi, seperti lafaz بَعْثَرَ dan دَحْرَجَ.
  1. Fi’il tsulatsi mazid (yang ditamabahi) satu huruf memiliki tiga wazan, taitu:
Pertama: Wazan fa’-‘ala, dengan men-tadh’ifkan ‘ain fi’il-nya, seperti lafaz قَطَّعَ Dan قَدَّمَ.
Kedua: Wazan faa’ala dengan tambahan alif diantara fa fi’il dan ‘ain fi’il, seperti lafaz قَا تَالَ dan خَاصَمَ.
Ketiga: Wazan af’ala, dengan tambahan hamzah sebelum fa’ fi’il seperti lafaz أَحْسَنَ Dan أَكْرَمَ .
  1. Fi’il tsulatsi mazid dua huruf memiliki lima wazan yaitu
Pertama: Wazan infa’ala, dengan tambahan hamzah washal dan nun sebelum fa fi’il, seperti lafaz اِنْكَسَرَ dan اِنْشَعَبَ.
Kedua: Wazan ifta’ala dengan tambahan hamzah washal sebelum fa fi’il dan huruf ta di antara fa fi’il dan ‘ain fi’il-nya, seperti lafaz اِجْتَمَعَ Dan اِتَّصَلَ.
Ketiga: Wazan if’alla dengan tambahan hamzah washal sebelum fa fi’il yang di tadh’ifkan, seperti lafaz اِحْمَرَّ dan اِصْفَرَّ.
Keempat: Wazan tafa’-‘ala dengan tambahan ta sebelum fa’ fi’il dan ‘ain fi’il yang di tadh’ifkan, seperti lafaz تَقَدَّمَ dan تَصَدَّعَ.
Kelima: Wazan tafaa’ala dengan tambahan ta sebelum fa fi’il dan huruf alif di antara fa fi’il dan ‘ain fi’il seperti lafaz تَقَاتَلَ dan تَخَامَ.
  1. Fi’il tsulatsi mazid tiga huruf memiliki empat wazan seperti penjelasan berikut:
Pertama: Wazan istaf’ala dengan tambahan hamzah washal, huruf sin, dan huruf ta sebelum fa fi’il-nya seperti lafaz اِسْتَغْفَرَ dan اِسْتَقَامَ.
Kedua: Wazan if’au’ala dengan tambahan hamzah washal sebelum fa fi’il yang di tadh’if-kan seperti tambahan huruf wawu di antara kedua ‘ain-nya seperti lafaz اِغْدَوْدَنَ dan اِغْشَوشَبَ.
Ketiga: Wazan if’awwala, dengan tambahan hamzah washal sebelum fa fi’il dan wawu yang di tasydid-kan di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il-nya, seperti lafaz اِجْلَوَّدَ Dan اِعلَوَّطَ.
Keempat: Wazan if’aalla, dengan tamabahan hamzah washal sebelum fa fi’il dan alif sesudah ‘ain fi’il, serta lam fi’il yang ditadh’if-kan, seperti lafaz اِحْمَارَّ Dan اِعْوَارَّ.
  1. Fi’il mazid raba’i memiliki satu wazan, yaitu wazan tafa’lala, dengan tambahan ta sebelum ta sebelum fa fi’il, seperti lafaz تَدْحَرَجَ dan تَبَعْثَرَ.
  2. Fi’il mazid ruba’i dua huruf memiliki dua wazan, yaitu:
Pertama: Wazan if’anlala dengan tambahan hamzah washal sebelum fa fi’il dan nun di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il yang pertama, seperti lafaz اِحْرَنْجَمَ dan اِفْرَنْقَعَ.
Kedua: Wazan if’allala, dengan tambahan hamzah washal sebelum fa fi’il, dan lam fi’il yang kedua di tadh’if-kan, seperti lafaz ,اِسْبَطَرَّ اِقْشَعَرَّ dan اِطْمَأَنَّ.
8. Diketegorikan ke dalam fi’il ruba’I mujarrad (yaitu wazan dahraja) sebanyak delapan wazan yang bentuk awalnya dari tsulatsi, lalu ditambahkan satu huruf untuk tujuan ilhaq yaitu:
  • Wazan fa’lala, seperti lafaz جَلْبَبُ dan شَمْلَلَ
  • Wazan fau’ala, seperti lafaz رَوْدَنَ dan هَوْجَلَ
  • Wazan fa’wala, seperti lafaz جَهْوَرَ dan دَهُوْرَ
  • Wazan fai’ala, seperti lafaz بَيْطَرَ dan سَيْطَرَ
  • Wazan fa’yala, seperti lafaz شَرْيَفَ dan رَهْيَأ
  • Wazan fan’ala, seperti lafaz سَنْبَلَ dan شَنْتَرَ
  • Wazan fa’nala, seperti lafaz قَلْنَسَ
  • Wazan fa’laa, seperti lafaz سَلْقَ 
  1. Dikategorikan ke dalam fi’il ruba’i mazid satu huruf (yaitu wazan tafa’lala) sebanyak tujuh wazan, semua berasal dari fi’il tsulatsi, lalu ditambahkan kepada huruf ilhaq, dan ditambahkan pula kepadanya ta yaitu:
  • Wazan tafa’lala, seperti lafaz تَجَلْبَبَ dan تَشَمْلَ
  • Wazan tamaf’ala, seperti lafaz تَمَنْدَلَ.
  • Wazan tafau’ala, seperti lafaz تَكَوْثر dan تَجَورَبَ.
  • Wazan tafa’wal, seperti lafaz تَسَرْوَلَ dan تَرَهْوَكَ .
  • Wazan tafai’ala, seperti lafaz تَسَيْطَرَ dan تَشَيْطَنَ
  • Wazan tafa’yala, seperti lafaz تَرَهْيأَ
  • Wazan tafa’laa, seperti lafaz تَقَلْسَ Dan تَجَعْبَ
10.Diktegorikan ke dalam fi’il ruba’ii mazid dua huruf, yaitu sebanyak tiaga wazan; bentuk asalnya dari fi’il tsulatsi, lalu ditambahkan huruf Kemudian ditambahkan lagi dua huruf.
  • Wazan if’anlala, seperti lafaz اِقْعَنْسَسَ Dan اِقْعَنْدَدَ
  • Wazan if’anlaa, seperti lafaz اِحرَنْبَى dan اِسْلَنْقَى
  • Wazan ifta’ala, seperti lafaz اِسْتَلْقَ dan اِجتَعْبَ

Ilhaq artinya, hendaknya menambahkan kepada huruf asal kalimah sebanyak satu huruf bukan tujuan yang menyangkut masalah makna, tetapi sekedar menyamakannya dengan wazan kalimat lain. Tujuannya ialah supaya kalimat yang diilhaq-kan diberlakukan sama dalam hal tashrif dengan kalimat yang menjadi panutannya. Hal yang dijadikan patokan dalam hal ilhaq ini ialah kedua kalimat yang bersangkutan memiliki wazan yang sama dalam bentuk masdhar-nya.
Fi’il madhi, baik yang mujarrad, yang mazid, maupunn yang mulhaq, bila semua dijumlahkan menjadi satu memiliki tiga puluh bentuk wazan.

Bottom of Form

2 komentar: