Kamis, 12 Mei 2016

إِنَّ وَأَخْوَاتُهَا





إِنَّ وَأَخْوَاتُهَا

1.      Pengertian
إِنَّ وَأَخْوَاتُهَا salah satu dari ‘amil nawasikh ( yang merusak susunan mubtada’khobar ) yang memiliki pengamalan menashobkan mubtada’ yang selanjutnya menjadi isimnya dan merofa’kan khobar. Contoh : إِنَّ زَيْدًا عَالِمٌ asalnya زَيْدٌ عَالِمٌ
2.      Makna   إِنَّdan saudaranya
a.       Lafadz إِنَّ dan أنَّ
Kedua lafadz ini bermakna taukid yaitu menguatkan nisbatnya isim pada khobarnya,
Seperti : إِنَّ زَيْدًا مُجٍتَهِدٌ  Sesungguhnya zaid orang yang bersungguh-sungguh      
 بأنَّ زَيْدًأ مُسْتَقِيْمٌ Disebabkan sesungguhnya zaid orang yang istiqomah
b.      Lafadz لَيْتَ
Maknanya tamanni yaitu mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan sesuatu yang sulit terjadi. Seperti: لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُوْدُ يَومًا  Semoga sifat muda kembali disuatu hari
 لَيْتَ لِيْ قِنْطَارًامِنَ الذّهَبِ Semoga saya memiliki satu kantong emas
c.       Lafadz لَعَلَّ
Memiliki dua makna ,yaitu :
·         Tarojji yaitu mengharapkan perkara yang disenangi.
Contoh : لَعَلَّ الْحَبِيْبَ قَادِمٌ Semoga sang kekasih datang
·         Isyfaq yaitu  mengharapkan perkara yang dibenci.                            Contoh : لَعَلَّ زَيْدًا هَالِكٌ  Semoga zaid mati
d.      Lafadz كَأَنَّ
Maknanya tasybih yaitu menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam segi maknanya.
Contoh : كَأَنَّ زَيدًا أَسَدٌ Sesungguhnya Zaid seperti singa (dalam keberaniannya).
e.       Lafadz لَكِنَّ
Bermakna istidrok, yaitu mendampingi  (dengan suatu lafadz) untuk menghilangkan perkara yang disangka tetap atau disangka tidak ada. Contoh:  
·         لَكِنَّهُ غَيْرُصَالِحٍ زَيْدٌ يَقُوْمُ الَّيْلَ  Zaid orang yang melakukan sholat, tetapi dia baik akhlaknya
·         زَيْدٌ جَاهِلٌ لَكِنَّهُ صَالِحٍ  Zaid orang yang bodoh, tetapi ia baik akhlaknya
3.      Wajib membaca hamzah dengan harokat tertentu
a.       Wajib membaca fathah pada hamzah ketika إِنَّ dan lafadz setelahnya bisa ditakdir menjadi masdar seperti pada tempat-tempat berikut :
1.      Menjadi fa’il
Contoh : يُعْجِبُنِيْ أَنَّكَ قَائِمٌ Mengagumkanku, sesungguhnya kamu orang yang berdiri, takdirnya يُعْجِبُنِيْ قِيَامُكَ
2.      Menjadi na’ibul maf’ul
Contoh : قُلْ أَوْحِيَ أَنَّهُ اسْتِمَعَ نَفَرٌمِنَ الْجِنِّ  Katakanlah, telah diwahyukan padaku, bahwasannya sekelompok jin telah mendengarkan, takdirnya “Wallohu a’lam”
                  قُلْ أَوْحِيَ أَنَّهُ اسْتِمَاعَ نَفَرٌمِنَ الْجِنِ
3.      Menjadi maf’ul
Contoh : وَلَا تَخَافُوْنَ أَنَّكُمْ اَشْرَكْتُمْ  Kalian tidak takut padaku, bahwasannya sesungguhnya kalian menyekutukanku, takdirnya  وَلَا تَخَافُوْنَ أَنَّكُمْ اِشْرا:كَكُمْ
4.      Menjadi mubtada’
Contoh :  وَمِنْ آيَاتِهِ أَنّكَ تَرَى الأَرْضَ خَاشِعَةً  Sebagian dari tanda kekuasaan Allah yaitu sesungguhnya kamu melihat bumi  yang tenang/kering. Takdirnya yaitu وَمِنْ آيَاتِهِ أَنّكَ رُؤْيَتُكَ الأَرْضَ خَاشِعَةً 
5.      Dijarkan dengan huruf
Contoh : ذَلِكَ بِأَنَّ اللّه هُوَالْحَقُّ  Menghidupkan dan mematikan makhluk itu disebabkan sesungguhnya Allah dzat yang haq. Takdirnya ذَلِكَ بِكَوْنِ اللّه هُوَالْحَقُّ
6.      Dijarkan sebab idhofah
Contoh : مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُوْنَ    Takdirnya مِثْلَ كَوْ ِنكُمْ تَنْطِقُوْنَ
7.      Menjadi khobar daari isim  maknaa selainnya lafadz yang musytaq dari masdar qoul
Contoh : اِعْتِقَادِي كَوْنُكَ فَاضِلٌ  Keyakinanku adalah sesungguhnya kamu orang yang utama. Takdirnya اِعْتِقَادِي كَوْنُكَ فَاضِلٌ
8.      Menjadi ma’thuf
Contoh : اُذْكُرُوْا نِعْمَتِي الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ   Takdirnya وَكَوْنِي فَضَّلْتُكُمْ
9.      Menjadi mubdal minhu
Contoh : وَإَذْ يَعِدُ كُمُ الله احْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ . Takdirnya كَوْنُهَا لَكُمْ


b.      Wajib kasroh pada hamzah jika tempatnya tidak bisa ditakdirkan dengan masdar, yaitu bertempat pada :
1.      Permulaan kalam ( ibtida’)
Contoh : إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنًأ
2.      Permulaan shilah
Contoh : أَخَافَ الَّذِي إِنَّهُ شَدِيْدُ االْعِذَابِ  Saya takut pada dzat, yang sesungguhnya ia sangat pedih.
3.      Menjadi jawabnya sumpah, yang khobarnya terdapat dalam lam ibtida’
Contoh :  وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian.
4.      Jumlah yang diceritakan dari lafadz yang musytaq dari masdar قَوْلٌ
Contoh : قَالَ إِ نِّي عَبْدُالله  Nabi Isa berkata : “ Sesungguhnya saya adalah hambanya Allah”.
5.      Menjadi hal
زُرْتُهُ وَإِنِّي ذُو ْأَمَلٍ  Aku berkunjung padanya, bersamaan sesungguhnya saya memiliki hayalan.
6.      Setelah Af’alul qulub
Contoh : إَعْلَمْ إَنَّهُ لَذُوْ تُقَى  Yakinilah ! Sesungguhnya dia orang yang takwa.

c.       Boleh kasroh boleh fathah
1.      Setelah إِذَا فُجَئِيَّة
Contoh : خَرَجْتُ فَإِذَا إَنَّ زَيْدًا بِالْبَابِ  atau خَرَجْتُ فَإِذَا أَنَّ زَيْدًا بِالْبَابِ
2.      Berdampingan dengan fa’ jaza’ (balasan)
Contoh : فَإِنَّهُ غَفُوْرٌرَحِيْمٌ
Sebagai jaza’ dari :
مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْءًا بِجَهَالَةً ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ
3.      Setelah حَتَّى
Contoh : مَرِضَ زَيْدٌ حَتَّى أَنَّهُمْ لاَيَرْجُوْنَهُ
4.      Setelah lafadz لاَجَرَمَ
Contoh : لاَجَرَمَ أَنَّ الله يَعْلَمُ


Daftar Pustaka
Maqosid an-Nahwiyah Alfiyah Ibnu Malik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar