با ب المفعول معه
oleh : Melinda
Definisi Maf’ul ma’ah
وهوالاسم المنصوب الذى يذكر لبيان من فُعِلَ معه الفعل
Maf’ul ma’ah ialah isim mansub yang dinyatakan untuk menjelaskan
dzat yang menyertai perbuatan pelakunya.
Dalam bait nadhom imrithi dijelaskan pengertian ma’ul ma’ah
sebagai berikut.
تعرفه اسم بعد واو فسر # من
كان معه فعل غيره جرى
Definisi maf’ul ma’ah ialah isim yang terletak sesudah wawu ma’iyah
yang menjelaskan dzat (orang) yang sama-sama melakukan suatu perbuatan.
فانصبه بالفعل الذى به اصطحب # او شبه فعل كاستوى الماء والخشب
Nasahabkanlah maf’ul dengan fi’il yang menyertainya atau
yang serupa dengan fi’il.
Contohnya
seperti perkataan berikut :
جا ء الامير والجيش : pemimpin beserta bala tentaranya
telah datang.
Lafadz والجيش adalah maf’ul ma’ah,
sebab isim yang menyertai kedatangan pemimpin.
واستوى الماء والخشبة : air itu telah merata beserta kayu.
Lafadz
والخشبة adalah maf’ul ma’ah yang menyertai
kemerataan air.
Syarat- syarat maf’ul ma’ah
1.
Bentuk isim fadhlah, maksudnya adanya isim tersebut adalah
kelebihan artinya tanpa adanya isim tersebut sebenarnya jumlah usdah bisa
dipahami, contoh
دع الظالم والايام
2.
Sebelum wawu ma’iyah ada jumlah
3.
Wawu tersebut bermakna “ma’ah”
Hukum-hukum kalimat isim yang jatuh setelah wawu
Dalam
hal ini ada empat macam hukum kalimat yang jatuh setelah wawu
1.
Wajib dibaca nasob (wawu ma’iyyah). Dalam hal ini jika sudah
memenuhi tiga syarat diatas. Contoh سافرخليلُ والليلَ
Kata” الليلَ “ wajib dibaca nasob karena jatuh setelah
wawu ma’iyyah, dan jika diatofkan malah akan merusak makna kalam.
2.
Wajib athof (wawu athof ) dalam hal ini jika tidak memenuhi tiga
syarat diatas, contoh جاء
خالد و سعيد
3.
Boleh dua wajah tapi lebih utama dibaca nashob. Kalimat yang jatuh
setelah wawu pada poin ini ada dua kemungkinan:
a.
Kalimat tersebut diathofkan pada dlomir rofa’ muttashil bariz, atau
mustatir dengan tanpa dipisah dengan kalimat lain, contoh : جئت و
خالدا. أدهب و سليماً
b.
Adanya funsi wawu ma’iyyah itu dikehendaki oleh mutakallim, contoh
:
لا
يغرك الغنى والبطر. ولا يعجبك الأكل والشبع
4.
Boleh dua wajah tapi lebih utama dijadikan athof.
Athof lebih diutamakan dari ma’iyyah jika memungkinkan serta efek
daam kalam tidak membuat kegaduhan kalamnya atau maknanya. Contoh
سارالاميرُوالجيشُز وسرت أناوخالد